Sukak banget deh, sama kata-kata akhir yang ada di jingle salah satu product Susu Formula yang cukup terkenal di kalangan Moms di Indonesia ini. Menurut aku, emang bener banget. Beda anak, beda pintar. Saat ini, aku punya dua anak perempuan, yang emang, kayak kata-kata di jingle itu, beda anak, beda pintar.
Meski lahir dari rahim yang sama,
keduanya, si Kakak (Kaleela Abirah Nawma) sama si Adek (Khansa Abirah Nawma)
beda bangettttt! Keduanya memilikinya potensi kecerdasan yang beda. Oke deh,
kita mulai review aja ya, oleh-oleh dari Workshop Parenting mengenai Multiple
Intellegences, yang aku ikutin di Sheraton Hotel, hari Minggu (6/11) kemarin. Chek
this out!
Word smart
Anak yang memiliki kecerdasan ini
biasanya sangat suka membaca, menulis, berbicara, dan mendengarkan cerita. Menurut
salah satu pembicara yang kemarin mengisi Parenting Workshop, Dr Thomas
Armstrong, semua anak pada dasarnya memiliki word smart. Namun, beda anak, beda
juga kemampuan dalam mengolah word smart ini.
Contohnya aja, ada anak yang
kelihatan lebih menonjol dalam hal berbicara, atau ada juga yang menunjukkan kemampuan
word smartnya dalam mendengarkan apa yang dikatakan orang lain.
Cara menstimulus kecerdasan ini :
Lakukan kegiatan bercerita,
membaca bersama, dan melakukan dialog percakapan. Moms juga bisa memberikan
alat stimulasi berupa buku anak-anak, majalah yang dapat digunting, hurus
alfabet dalam berbagai ukuran dan bentuk, serta mainan balok bertuliskan
kata-kata.
Aku dari si Kakak kecil, udah
mule ngenalin kesukaan sama buku. Bahkan, pernah, suatu sore, waktu jalan-jalan
bareng, ada kata-kata Kakak yang bikin hati emaknye terenyuh. Kata-kata itu
keluar waktu aku iseng nanya sama Kakak, dia pengen jajan apa, sore itu. Daaaan
dia dengan ringannya jawab “Kakak mau beli buku aja, Ma”. Hiks, ga sia-sia
ngeracunin Kakak sama buku, selama ini. Hahaha. #Joget-joget ala Dora.
Number smart
Anak-anak yang memiliki number
smart biasanya tertarik sama angka, matematika, sains, dan hal-hal yang
berhubungan dengan logika. Ga hanya suka ngukur, ngitung, dan kalo mikir lebih
logis, anak dengan smart number cenderung memiliki hobi bereksperimen. Jika mereka
gagal, mereka ga akan bosan untuk mencoba lagi.
Cara menstimulasi kecerdasan ini :
Moms bisa ajak anak bermain
monopli, atau mengunjungi museum ilmu pengetahuan. Selain itu, moms juga bisa
membelikan benda-benda untuk dihitung, dan balok bertuliskan angka-angka. Timbangan
untuk mengukur berat, gelas ukur, komputer, sama puzzle juga bisa jadi alat
untuk stimulasi kecerdasan ini yah Moms. (Kalo timbangan sama gelas ukur doang
sih, Tenang, Kak..Mama punyaa banyak. Hahaha #Ketawapuasalatukangkueh.
Oh iya, untuk aplikasi number
smart, di worksop kemarin Dr Thomas mengajak peserta untuk berhitung. Dan pertanyaannya,
adalah......
“Satu juta detik itu berapa lama
yang lalu?”
Tebak hayoo Moms. #Ambil
handphone, klik aplikasi kalkulator #Emak-emak ga mau repot. Hahaha.
Itung...
Itung...
Itung...
Dan,
Jawabannya adalah “11,5 hari”
Hayo, siapa jawabannya bener ngacung....:D aku juga waktu itung-itung, trus nyoba
jawab, bener ternyata! Surprisingly banget. Secara, aku worse banget kalo soal
itung-itung. Matematikana parah tingkat akut. Bahkan pernah nih, di raport
nilai matematikanya 4,5 cobak. (menghela nafas kalo inget itu. Hahaha)
Trus kenapa tebakan aku bisa
bener? Bukan. Bukan karena aku tiba-tiba jadi jago matematika setelah ikutan
workshop. Haha. Tapi lebih karena aku ngandelin logika. Coba ada deh, 1 juta
detik kalo mau dijadiin menit, kudu kita bagi 60, karena 1 menit kan 60 detik. Bearti
dalam 1 juta detik ada 16.666, sekian menit. Kalo dikalkulasi ke jam dibagi
lagi 60 karena dalam satu jam ada 60 menit. Jadi 1 juta detik ada 277, sekian
jam.
Diubah ke hari, kita kudu bagi 24
karena dalam 1 hari kan ada 24 jam. Jawabannya ya itu tadi, 11,5 hari. Jadi kalo
ditanya 1 juta detik itu berapa lama, bisa dibilang jawabannya sebelas setengah
hari. :D. Hahaha. Pusing ya Moms? Salain ajah Dr Thomas. Hahaha.
Menurut Dr Thomas, kebanyakan
sekolah yang ada selama ini hanya fokus pada dua kecerdasan ini (word smart dan
number smart), dan ia sangat sangat menyayangkan hal tersebut. “Harusnya
sekolah-sekolah juga harus fokus pada kecerdasan-kecerdasan lainnya,” ujar
pakar Multiple Intellences ini.
Kecerdasan apalagi tuh, Moms? Yuuuks,
lanjuuuutttt....
Picture smart
Anak Moms ada yang suka
menggambar, suka dengan hal-hal berbau seni, suka berimajinasi, atau bermain
membangun sesuatu menggunakan balok? Kalo iya, Anak Moms bearti bisa dibilang
memiliki kecenderungan positif dalam kecerdasan yang satu ini.
Cara menstimulasi kecerdasan ini
:
Ajak anak menggambar bersama aja
Moms. Menonton film dan mengunjungi museum juga bisa jadi pilihan untuk
merangsang smart picture. Peralatan lain yang bisa digunakan untuk menstimulasi
picture smart adalah buku gambar, peralatan menggambar (cat, kapur warna, atau
malam untuk membatik), mainan puzzle, dan kamera.
Menurut Dr Thomas, kecerdasan
yang satu ini kerap kali kurang dimaksimalkan oleh sekolah. Tak hanya itu, anak
yang memiliki picture smart ini juga kadang tidak dihargai sekolah. Mereka,
pihak sekolah, cenderung tidak menyangka jika Dokter Bedah, Arsitek, dan ahli
Kosmologi, berasal dari anak-anak yang memiliki picture smart.
Body smart
Anak dengan body smart biasanya
suka mengerjakan sesuatu dengan tangan, suka olahraga, menari, menyentuh
benda-benda dan mempelajarinya.
Cara menstimulasi kecerdasan ini:
Moms bisa mengajak anak untuk
melakukan olahraga bersama anggota keluarga lain, atau membuat prakarya
bersama. Selain itu, melihat pertujukan ballet atau teater bersama juga sangat
dianjurkan untuk menunjang stimulasi body smart. Peralatan sederhana yang dapat
digunakan di rumah untuk menunjang body smart adalah kantong pasir, balok
susun, balok kayu, peralatan senam, tali untuk main lompat tali, dan peralatan
pertukangan untuk membangun sesuatu.
Menurut Dr Thomas Armstrong,
setiap anak memiliki body smart. Tapi, sebagian anak, terkadang lebih aktif
dari anak lain. “Hal ini menyebabkan anak tidak baik apabila hanya duduk saja di
sekolah. Apalagi jika kecenderungan body smartnya tinggi. Anak-anak butuh
kesempatan untuk bermain di luar,” ujar Dr Thomas.
Tak hanya itu, pakar
intellegences multiple yang datang jauh-jauh dari Amerika ini menyarankan agar
orang tua memberikan ruang yang lebih besar untuk anak-anak agar mereka bisa
bebas bergerak. Ia pun juga berkata jika anak sebaiknya memiliki kesempatan
untuk bermain dan berolahraga yang banyak.
Waktu dengerin Dr Thomas bilang gitu,
aku langsung keingetan si Kakak. Secara, tiap Kakak main pasti udah langsung
gatel ajah pengen manggil pulang. Bhuahahha. Kebayangnya takut si Kakak jadi
dekil, jadi item, kalo main terus. #tutupmukapakepanci. Belom lagi kalo dia
ajrut-ajrutan di kasur seolah kasur tempat tidur itu trampolin yang emang
disediain buat dia ajrut-ajrutan.
Grrr pasti lagsung sebel ajah
bawaannya. Padahal kan, bisa ajah ya, waktu itu si Kakak lagi eksplore body
smart dia. Hahahah. Hiks, oke Nak. Mama ngalah. Ajrut-ajrutan dan bermain
sepuas hati kamu #nyiapintabunganbuatbelikasurbaru. T_T
Music smart
Siapa yang anaknya suka nyanyi,
trus kalo denger musik dikit udah goyang? Hahaha. Jangan khawatir Moms. Itu mah,
bukan karena anaknya kecil-kecil lenjeh. Hahaha. Si anak yang suka bernyanyi,
menggoyangkan badan mengikuti irama, memainkan instrumen musik, mendengarkan
musik dan cenderung mudah mengingat lagu pada dasarnya memiliki music smart
yang tinggi.
Kecerdasan yang satu ini bahkan
bisa dibilang merupakan kecerdasan yang dapat distimulasi sejak anak masih
dalam kandungan.
Cara menstimulasi kecerdasan ini:
Jika Moms ingin menstimulasi
kecerdasan yang satu ini, Moms dapat mengajak anak untuk bernyanyi, bermain
musik, atau mendengarkan musik bersama. Tidak hanya itu, Moms juga bisa
mengajak anak untuk nonton konser musik bareng. Asyik kan. Peralatan sederhana
yang dapat digunakan sebagai alat stimulasi music smart adalah instrumen
perkusi, keyboard elektrik, drum, piano, atau instrumen musik lain.
People smart.
Lantas bagaimana dengan People
Smart? Anak yang memiliki kecerdasan ini umumnya suka bermain dengan teman-temannya,
memiliki empati yang tinggi terhadap orang lain, suka memimpin, dan bisa
memahami perasaan orang lain. Dr Thomas berkata jika kecerdasan yahng satu ini
sangatlah penting karena berkaitan dengan kesuksesan hidup dan berhubungan
dengan banyak orang.
“Tapi anehnya, sekolah jaman sekarang kurang begitu fokus
pada People Smart ini, padahal people smart sangat dibutuhkan anak sebagai
bekal dalam berhubungan dengan orang lain di masa depan,” katanya.
Cara menstimulasi kecerdasan ini:
Moms bisa mengajak anak bermain
bersama di luar rumah, datang ke acara perayaan keluarga, dan main games
bersama. Dengan memiliki people smart, anak akan lebih gampang berteman dan
memiliki empati tinggi. Orang tua pun diharap Dr Thomas memberikan kesempatan
kepada anak untuk dapat berinteraksi dengan temannya.
Self Smart
Anak memilih untuk bermain
sendiri, memiliki hobi, tahu dia mau jadi apa saat besar nanti, punya rasa
percaya diri yang kuah dan bisa mengkomunikasikan perasaannya? Selamat Moms! Bearti
anak Moms punya self smart yang tinggi.
Cara menstimulasi kecerdasan ini:
Moms bisa mengajak si Kecil
berbicara tentang apa yang dirasakannya. Selain itu, Moms juga bisa melakukan
aktivitas untuk mengurangi stres, seperti melakukan yoga. Begitu juga jika anak
memiliki masalah dengan teman, orang tua dikatakan Dr Thomas, harusnya tidak
ikut campur terlalu banyak, karena dari adanya masalah tersebut, anak akan
belajar bagaimana memecahkan masalah dan menyelesaikannya sendiri.
Self smart juga dinilai sangat
penting untuk mengetahui siapa diri kita. “Buat mereka merasa aman untuk dapat
mengelola emosi, atau mengungkapkan emosi mereka. Contohnya aja, kalau suatu
saat anak kesal, dan pengen memukul, orang tua harus menjelaskan jika ada cara
lain untuk menangani hal itu. Mencoret-coret kertas sepuasnya bisa menjadi
alternatif pilihan, untuk menyalurkan emosi.”
Nature smart
Jika anak suka berada di alam,
menyukai binatang, dapat menggolongkan tanaman dengan mudah, suka mengoleksi
dedaunan dan peduli terhadap lingkungan alam (kesadaran ekologinya tinggi) anak
Moms mungkin memiliki Nature Smart, nih Moms. Kata Dr Thomas, sih, semua anak
memiliki kecerdasan ini. Namun, beberapa anak yang memiliki potensi Nature
Smart yang tinggi biasanya akan lebih excited jika ke alam bebas. Mereka juga
cenderung lebih telaten memelihara binatang atau merawat tanaman.
Cara menstimulasi kecerdasan ini:
Moms bisa belikan anak Akuarium
untuk memelihara ikan. Selain itu, bisa juga dengan memelihara binatang, atau
belajar merawat tanaman dalam ruang. Tak hanya itu, untuk merangsang kecerdasan
ini, Moms bisa hadiahkan teropong untuk anak agar bisa melihat burung-burung
dalam jarak pandang dekat.
Wuaa..panjang juga ya, oleh-oleh
hasil workshop tiga jam kemarin. Hehehe. Untuk memudahkan Moms mengenal
kepintaran anak sejak dini, ga perlu repot-repot Moms. Buka ajah website parenting club Jadi ceritanya, kemaren itu, Wyeth Nutrition, si pemilik
jingle yang kata-kata belakangnya aku suka, ngelaunching website parenting
terbaru mereka.
Dari website ini kita bisa lihat,
anak kita memiliki kepintaran apa ajah Moms. Contohnya aja si Kakak. Setelah menjawab
beberapa pertanyaan terkait anak, kita bisa mengenali lebih dini, multiple
intellegences apa aja yang dimiliki anak kita.
Kalo Kakak kemaren sih, hasil
yang keluar adalah Word Smart, Self Smart, dan Nature Smart. Hahaha. Cocok, lah
ya, sama Mamanya yang Bolang (Bocah Petualang). Hahaha. Okey, Moms.. akhir
kata, selama cek n ricek yaa,,,,kepintaran anaknya. Jangan lupa kabar kabari
eikeh. :*
Pamulang, 7 November 2016. Ngetik sambil bergelap-gelap ria karena duo
K udah tidur duluan J
No comments:
Post a Comment