Search This Blog

Monday, November 7, 2016

Kenali 8 Kecerdasan Anak Sejak Dini

Beda anak, beda pintar! 
Sukak banget deh, sama kata-kata akhir yang ada di jingle salah satu product Susu Formula yang cukup terkenal di kalangan Moms di Indonesia ini. Menurut aku, emang bener banget. Beda anak, beda pintar. Saat ini, aku punya dua anak perempuan, yang emang, kayak kata-kata di jingle itu, beda anak, beda pintar.


Meski lahir dari rahim yang sama, keduanya, si Kakak (Kaleela Abirah Nawma) sama si Adek (Khansa Abirah Nawma) beda bangettttt! Keduanya memilikinya potensi kecerdasan yang beda. Oke deh, kita mulai review aja ya, oleh-oleh dari Workshop Parenting mengenai Multiple Intellegences, yang aku ikutin di Sheraton Hotel, hari Minggu (6/11) kemarin. Chek this out!

Word smart
Anak yang memiliki kecerdasan ini biasanya sangat suka membaca, menulis, berbicara, dan mendengarkan cerita. Menurut salah satu pembicara yang kemarin mengisi Parenting Workshop, Dr Thomas Armstrong, semua anak pada dasarnya memiliki word smart. Namun, beda anak, beda juga kemampuan dalam mengolah word smart ini. 

Contohnya aja, ada anak yang kelihatan lebih menonjol dalam hal berbicara, atau ada juga yang menunjukkan kemampuan word smartnya dalam mendengarkan apa yang dikatakan orang lain.



Cara menstimulus kecerdasan ini :
Lakukan kegiatan bercerita, membaca bersama, dan melakukan dialog percakapan. Moms juga bisa memberikan alat stimulasi berupa buku anak-anak, majalah yang dapat digunting, hurus alfabet dalam berbagai ukuran dan bentuk, serta mainan balok bertuliskan kata-kata.

Aku dari si Kakak kecil, udah mule ngenalin kesukaan sama buku. Bahkan, pernah, suatu sore, waktu jalan-jalan bareng, ada kata-kata Kakak yang bikin hati emaknye terenyuh. Kata-kata itu keluar waktu aku iseng nanya sama Kakak, dia pengen jajan apa, sore itu. Daaaan dia dengan ringannya jawab “Kakak mau beli buku aja, Ma”. Hiks, ga sia-sia ngeracunin Kakak sama buku, selama ini. Hahaha. #Joget-joget ala Dora.

Number smart
Anak-anak yang memiliki number smart biasanya tertarik sama angka, matematika, sains, dan hal-hal yang berhubungan dengan logika. Ga hanya suka ngukur, ngitung, dan kalo mikir lebih logis, anak dengan smart number cenderung memiliki hobi bereksperimen. Jika mereka gagal, mereka ga akan bosan untuk mencoba lagi.

Cara menstimulasi kecerdasan ini :
Moms bisa ajak anak bermain monopli, atau mengunjungi museum ilmu pengetahuan. Selain itu, moms juga bisa membelikan benda-benda untuk dihitung, dan balok bertuliskan angka-angka. Timbangan untuk mengukur berat, gelas ukur, komputer, sama puzzle juga bisa jadi alat untuk stimulasi kecerdasan ini yah Moms. (Kalo timbangan sama gelas ukur doang sih, Tenang, Kak..Mama punyaa banyak. Hahaha #Ketawapuasalatukangkueh.

Oh iya, untuk aplikasi number smart, di worksop kemarin Dr Thomas mengajak peserta untuk berhitung. Dan pertanyaannya, adalah......

“Satu juta detik itu berapa lama yang lalu?”

Tebak hayoo Moms. #Ambil handphone, klik aplikasi kalkulator #Emak-emak ga mau repot. Hahaha.
Itung...
Itung...
Itung...

Dan,
Jawabannya adalah “11,5 hari” Hayo, siapa jawabannya bener ngacung....:D aku juga waktu itung-itung, trus nyoba jawab, bener ternyata! Surprisingly banget. Secara, aku worse banget kalo soal itung-itung. Matematikana parah tingkat akut. Bahkan pernah nih, di raport nilai matematikanya 4,5 cobak. (menghela nafas kalo inget itu. Hahaha)

Trus kenapa tebakan aku bisa bener? Bukan. Bukan karena aku tiba-tiba jadi jago matematika setelah ikutan workshop. Haha. Tapi lebih karena aku ngandelin logika. Coba ada deh, 1 juta detik kalo mau dijadiin menit, kudu kita bagi 60, karena 1 menit kan 60 detik. Bearti dalam 1 juta detik ada 16.666, sekian menit. Kalo dikalkulasi ke jam dibagi lagi 60 karena dalam satu jam ada 60 menit. Jadi 1 juta detik ada 277, sekian jam.

Diubah ke hari, kita kudu bagi 24 karena dalam 1 hari kan ada 24 jam. Jawabannya ya itu tadi, 11,5 hari. Jadi kalo ditanya 1 juta detik itu berapa lama, bisa dibilang jawabannya sebelas setengah hari. :D. Hahaha. Pusing ya Moms? Salain ajah Dr Thomas. Hahaha.

Menurut Dr Thomas, kebanyakan sekolah yang ada selama ini hanya fokus pada dua kecerdasan ini (word smart dan number smart), dan ia sangat sangat menyayangkan hal tersebut. “Harusnya sekolah-sekolah juga harus fokus pada kecerdasan-kecerdasan lainnya,” ujar pakar Multiple Intellences ini.
Kecerdasan apalagi tuh, Moms? Yuuuks, lanjuuuutttt....

Picture smart
Anak Moms ada yang suka menggambar, suka dengan hal-hal berbau seni, suka berimajinasi, atau bermain membangun sesuatu menggunakan balok? Kalo iya, Anak Moms bearti bisa dibilang memiliki kecenderungan positif dalam kecerdasan yang satu ini.

Cara menstimulasi kecerdasan ini :
Ajak anak menggambar bersama aja Moms. Menonton film dan mengunjungi museum juga bisa jadi pilihan untuk merangsang smart picture. Peralatan lain yang bisa digunakan untuk menstimulasi picture smart adalah buku gambar, peralatan menggambar (cat, kapur warna, atau malam untuk membatik), mainan puzzle, dan kamera.

Menurut Dr Thomas, kecerdasan yang satu ini kerap kali kurang dimaksimalkan oleh sekolah. Tak hanya itu, anak yang memiliki picture smart ini juga kadang tidak dihargai sekolah. Mereka, pihak sekolah, cenderung tidak menyangka jika Dokter Bedah, Arsitek, dan ahli Kosmologi, berasal dari anak-anak yang memiliki picture smart.

Body smart
Anak dengan body smart biasanya suka mengerjakan sesuatu dengan tangan, suka olahraga, menari, menyentuh benda-benda dan mempelajarinya.

Cara menstimulasi kecerdasan ini:
Moms bisa mengajak anak untuk melakukan olahraga bersama anggota keluarga lain, atau membuat prakarya bersama. Selain itu, melihat pertujukan ballet atau teater bersama juga sangat dianjurkan untuk menunjang stimulasi body smart. Peralatan sederhana yang dapat digunakan di rumah untuk menunjang body smart adalah kantong pasir, balok susun, balok kayu, peralatan senam, tali untuk main lompat tali, dan peralatan pertukangan untuk membangun sesuatu.

Menurut Dr Thomas Armstrong, setiap anak memiliki body smart. Tapi, sebagian anak, terkadang lebih aktif dari anak lain. “Hal ini menyebabkan anak tidak baik apabila hanya duduk saja di sekolah. Apalagi jika kecenderungan body smartnya tinggi. Anak-anak butuh kesempatan untuk bermain di luar,” ujar Dr Thomas. 

Tak hanya itu, pakar intellegences multiple yang datang jauh-jauh dari Amerika ini menyarankan agar orang tua memberikan ruang yang lebih besar untuk anak-anak agar mereka bisa bebas bergerak. Ia pun juga berkata jika anak sebaiknya memiliki kesempatan untuk bermain dan berolahraga yang banyak.

Waktu dengerin Dr Thomas bilang gitu, aku langsung keingetan si Kakak. Secara, tiap Kakak main pasti udah langsung gatel ajah pengen manggil pulang. Bhuahahha. Kebayangnya takut si Kakak jadi dekil, jadi item, kalo main terus. #tutupmukapakepanci. Belom lagi kalo dia ajrut-ajrutan di kasur seolah kasur tempat tidur itu trampolin yang emang disediain buat dia ajrut-ajrutan.

Grrr pasti lagsung sebel ajah bawaannya. Padahal kan, bisa ajah ya, waktu itu si Kakak lagi eksplore body smart dia. Hahahah. Hiks, oke Nak. Mama ngalah. Ajrut-ajrutan dan bermain sepuas hati kamu #nyiapintabunganbuatbelikasurbaru. T_T

Music smart
Siapa yang anaknya suka nyanyi, trus kalo denger musik dikit udah goyang? Hahaha. Jangan khawatir Moms. Itu mah, bukan karena anaknya kecil-kecil lenjeh. Hahaha. Si anak yang suka bernyanyi, menggoyangkan badan mengikuti irama, memainkan instrumen musik, mendengarkan musik dan cenderung mudah mengingat lagu pada dasarnya memiliki music smart yang tinggi.

Kecerdasan yang satu ini bahkan bisa dibilang merupakan kecerdasan yang dapat distimulasi sejak anak masih dalam kandungan.

Cara menstimulasi kecerdasan ini:
Jika Moms ingin menstimulasi kecerdasan yang satu ini, Moms dapat mengajak anak untuk bernyanyi, bermain musik, atau mendengarkan musik bersama. Tidak hanya itu, Moms juga bisa mengajak anak untuk nonton konser musik bareng. Asyik kan. Peralatan sederhana yang dapat digunakan sebagai alat stimulasi music smart adalah instrumen perkusi, keyboard elektrik, drum, piano, atau instrumen musik lain.

People smart.
Lantas bagaimana dengan People Smart? Anak yang memiliki kecerdasan ini umumnya suka bermain dengan teman-temannya, memiliki empati yang tinggi terhadap orang lain, suka memimpin, dan bisa memahami perasaan orang lain. Dr Thomas berkata jika kecerdasan yahng satu ini sangatlah penting karena berkaitan dengan kesuksesan hidup dan berhubungan dengan banyak orang. 

“Tapi anehnya, sekolah jaman sekarang kurang begitu fokus pada People Smart ini, padahal people smart sangat dibutuhkan anak sebagai bekal dalam berhubungan dengan orang lain di masa depan,” katanya.

Cara menstimulasi kecerdasan ini:
Moms bisa mengajak anak bermain bersama di luar rumah, datang ke acara perayaan keluarga, dan main games bersama. Dengan memiliki people smart, anak akan lebih gampang berteman dan memiliki empati tinggi. Orang tua pun diharap Dr Thomas memberikan kesempatan kepada anak untuk dapat berinteraksi dengan temannya.

Self Smart
Anak memilih untuk bermain sendiri, memiliki hobi, tahu dia mau jadi apa saat besar nanti, punya rasa percaya diri yang kuah dan bisa mengkomunikasikan perasaannya? Selamat Moms! Bearti anak Moms punya self smart yang tinggi.



Cara menstimulasi kecerdasan ini:
Moms bisa mengajak si Kecil berbicara tentang apa yang dirasakannya. Selain itu, Moms juga bisa melakukan aktivitas untuk mengurangi stres, seperti melakukan yoga. Begitu juga jika anak memiliki masalah dengan teman, orang tua dikatakan Dr Thomas, harusnya tidak ikut campur terlalu banyak, karena dari adanya masalah tersebut, anak akan belajar bagaimana memecahkan masalah dan menyelesaikannya sendiri.

Self smart juga dinilai sangat penting untuk mengetahui siapa diri kita. “Buat mereka merasa aman untuk dapat mengelola emosi, atau mengungkapkan emosi mereka. Contohnya aja, kalau suatu saat anak kesal, dan pengen memukul, orang tua harus menjelaskan jika ada cara lain untuk menangani hal itu. Mencoret-coret kertas sepuasnya bisa menjadi alternatif pilihan, untuk menyalurkan emosi.”

Nature smart
Jika anak suka berada di alam, menyukai binatang, dapat menggolongkan tanaman dengan mudah, suka mengoleksi dedaunan dan peduli terhadap lingkungan alam (kesadaran ekologinya tinggi) anak Moms mungkin memiliki Nature Smart, nih Moms. Kata Dr Thomas, sih, semua anak memiliki kecerdasan ini. Namun, beberapa anak yang memiliki potensi Nature Smart yang tinggi biasanya akan lebih excited jika ke alam bebas. Mereka juga cenderung lebih telaten memelihara binatang atau merawat tanaman.


Cara menstimulasi kecerdasan ini:
Moms bisa belikan anak Akuarium untuk memelihara ikan. Selain itu, bisa juga dengan memelihara binatang, atau belajar merawat tanaman dalam ruang. Tak hanya itu, untuk merangsang kecerdasan ini, Moms bisa hadiahkan teropong untuk anak agar bisa melihat burung-burung dalam jarak pandang dekat.

Wuaa..panjang juga ya, oleh-oleh hasil workshop tiga jam kemarin. Hehehe. Untuk memudahkan Moms mengenal kepintaran anak sejak dini, ga perlu repot-repot Moms. Buka ajah website parenting club Jadi ceritanya, kemaren itu, Wyeth Nutrition, si pemilik jingle yang kata-kata belakangnya aku suka, ngelaunching website parenting terbaru mereka.

Dari website ini kita bisa lihat, anak kita memiliki kepintaran apa ajah Moms. Contohnya aja si Kakak. Setelah menjawab beberapa pertanyaan terkait anak, kita bisa mengenali lebih dini, multiple intellegences apa aja yang dimiliki anak kita.

Kalo Kakak kemaren sih, hasil yang keluar adalah Word Smart, Self Smart, dan Nature Smart. Hahaha. Cocok, lah ya, sama Mamanya yang Bolang (Bocah Petualang). Hahaha. Okey, Moms.. akhir kata, selama cek n ricek yaa,,,,kepintaran anaknya. Jangan lupa kabar kabari eikeh. :*

Pamulang, 7 November 2016. Ngetik sambil bergelap-gelap ria karena duo K udah tidur duluan J







No comments:

Post a Comment